Setelah Bagas pulang dari rumah Niken dia semakin berfikir bahwa aku harus benar - benar meyakinkan Ranie bahwa aku benar - benar memang yang terbaik untuknya, disisi lain Ranie semakin bimbang akan hatinya sendiri liburan yang seharusnya indah malah dipenuhi dengan perasaan hati yang galau dan bingung "aku harus segera pergi dari sini secepatnya" itulah perasaan yang ada dibenak Ranie saat itu, yang diinginkan hanyalah pergi jauh dan meninggalkan tempat ini secepat mungkin. But hal yang tidak disangka oleh Ranie pada malam itu ternyata Bagas meneleponnya,, perasaan takut dan bingung yang tadinya menyelimuti berubah seketika menjadi perasaan gembira karena Bagas mengajaknya makan malam bersama dengannya, memang sulit Ranie mengartikan ajakan Bagas ini gejolak hatinya berkata senang tetapi disisi lain hatinya bimbang serasa hatinya ditarik ulur tidak ada kepastian mengenai perasaan yang dia rasakan terhadap Bagas. Tapi berbeda dengan Bagas dia tidak begitu khawatir ataupun bingung mungkin karena "cowok lebih mengandalkan rasio berpikir dalam menyelesaikan masalah daripada cewek yang mengandalkan hati dan pikiran dalam menyelesaikannya" sikap Bagas yang merasa yakin bahwa Ranie akan menerima semua apa yang akan dia katakan agar dapat meyakinkan Ranie ternyata bertolak belakang dengan apa yang dirasakan Ranie saat itu walaupun mengaku senang atas ajakan yang ditawarkan Bagas. Tibalah pada hari dimana Bagas mengajak Ranie untuk makan malam bersama, dia berangkat pukul 6.45 pm, tak disangka ternyata malam itu guyuran hujan menerpa kota Solo begitu deras,,"sial kenapa malah hujan disaat seperti ini" kata Bagas tapi terlanjur setengah perjalanan tak mungkin dia batalkan rencana untuk bertemu dengan Ranie. Ditempat lain Ranie juga sedang menunggu Bagas dan cemas karena tiba - tiba hujan datang dengan deras, sempat Ranie meminta Bagas untuk membatalkan acara makan malamnya karena hujan saat itu benar - benar tak mau diajak kompromi tapi tampaknya telepon ataupun sms dari Ranie tak digubris oleh Bagas dia tetap melajukan mobilnya ditengah guyuran hujan hingga sampai di depan rumah Ranie. Sesampainya di sana Ranie sempat berkata " ujannya deres banget gas, ntar kalo kita tetep makan malam malah kitanya yang kena makan ujan,hhe..." perkataan Ranie saat itu sedikit membuat pikiran Bagas agak tenang setelah tadi dijalan uring - uringan karena hujan,, "kalo g jadi makan mendingan kita nonton film aja nanngung aku udah prepare kayak gni kmu juga udah dandan kaya ondel - ondel gitu sayang kan kalo g pergi,hahaha" mendengar ajakan Bagas tersebut Ranie sempat tertawa dan mencubit Bagas "okelah ayo - ayo aja",,langsung saja mereka pergi nonton ke bioskop melihat film terakhir yang akan tayang pada jam terakhir, "untung aja dapat tiket ya" ucap Ranie pada Bagas, "iya untung aja g kehabisan tiketnya, yuk langsung nonton udah telat nie kita" timpal Bagas. Didalam gedung bioskop suasana jadi diam senyap karena terbawa suasana film, sempat kepala Ranie ditaruh dipundak Bagas dalam posisi saat itu tangan Bagaspun langsung memegang lembut tangan Ranie hingga film usai sampai di tempat parkir ..
R = ranie
B = Bagas
R = "ihh ngapain sihh dipegang mulu udah gede tau g bakal ilang,hahaha"
B = "yee biarin aja suka - suka aku kan yang megang aku bukan kamu,,hhe"
R = "jangan gitu dong g enak diliatin orang kayak orang pacaran aja ihhh,,,"
B = "ya kan sana yang ngliat bukan kita kan,,dasaarrr banyak alesan,hahaha"
Tapi saat itu genggaman tangan Ranie malah semakin kuat kepada Bagas, hati Ranie serasa dibawa terbang melayang tinggi. Bagas merasa senang karena melihat raut muka Ranie yang telah ceria kembali. Sesampainya ditempat parkir paling atas ternyata hujanpun tak kunjung berhenti, ya mau tidak mau mereka berduapun lari hujan - hujan sambil tertawa ditengah guyuran hujan rintik - rintik, setelah keluar dari gedung bioskop tampaknya suasana hening mulai merasuki keduanya tak ada sepatah katapun yang Ranie ucapkan dia hanya memandang keluar menatapi rintikan hujan yang tak kunjung berhenti, lalu Bagas langsung saja menggenggam tangan Ranie sontak Raniepun kaget .
B = "Ran aku mau tanya ama kamu, apa ada yang membuat kamu bingung karena ucapanku waktu itu"
sempat Ranie diam sejenak karena bingung apa yang mau dia katakan
R = "emm bukannya bingung sih tapi gimana ya aku kepikiran kamu ngomong kita ngejalani ini semua tapi kamu malah nyuruh aku nyari cowok lain". "
Bagaspun tersenyum seolah olah dia mampu meyakinkan Ranie
B = "gini lo Ran maksut ucapanku waktu itu, aku minta kamu ngejar impian kamu dulu dan aku juga ngejar impian aku juga, bila nanti tiba waktunya kita bisa bersama, kalo kamu mau cari cowok aku juga g nglarang kok tapi kalo kamu besok g sama seseorang maka saat itu aku akan mencari kamu"
Hati Ranie langsung sontak seperti ditikam - tikam pisau dia semakin tak mengerti apa yang sebenarnya ada dipikiran Bagas dan apa yang diinginkan sebenarnya. Dalam hati Ranie berkata "kenapa harus seperti ini??". "Kamu udah g bingung lagi kan Ran?" ucap Bagas memecah keheningan malam saat itu,, "emmm gatau nie semakin g nentu rasanya,hahahaha..." Ranie mencoba tertawa saat itu, walaupun dia sedang mencoba menutupi perasaannya yang sedang gundah dan kecewa karena jawaban yang diucapkan Bagas, lalu Bagas memegang tangan Ranie dan mengecupnya pelan "aku sayang kamu Ran tapi saat ini bukan waktu yang tepat untuk kita bersama" perkataan Bagas waktu itu benar - benar membuat Ranie tak bisa berkata sepatah katapun setelah itu, hanya simpul senyum yang keluar dari bibir manisnya,, "ia aku tau kok nynte aja lagi,,hahaha... duhhh dicium sgala niee tangann emang udah kayak nenek - nenek aku,hahaha..." ucapan Rani itu hanya untuk menutupi perasaannya saja agar Bagas tidak terlalu curiga. Setelah sampai dirumah Ranie menangis sejadi - jadinya dia luapkan seluruh emosinya, perasaan yang terluka oleh ucapan Bagas tadi tampaknya membuat dia semakin bingung dan semakin tidak mengerti apa yang diinginkan oleh Bagas,malam itu juga Ranie langsung menghubungi Niken sahabatnya dan menceritakan seluruh kejadian kepada Niken. Niken tak habis pikir dengan sikap Bagas yang seperti itu? ia kira Bagas sudah mengerti apa yang dia katakan kemarin tetapi nyatanya malah sikap Bagas semakin memperkeruh keadaan, Niken juga merasa bersalah karena dia tidak menyangka keadaannya malah menjadi seperti itu.
R = Ranie
N = Niken
R : "ken aku gag tau harus gimana lagi, capekk rasanya....."
N : "sabar Ran aku yakin dia pasti sadar kalau apa yang dia ucapin ke kamu itu salah.."
R : "gmn mau sabar coba ??aku udah nyoba sabar ken tapi dia itu gag ngrti - ngrti juga,,sebell rasanya..!!!"
N : "ia aku tau Ran apa yang kamu rasain sekarang, tapi mau gimana lagi sekarang..???"
R : "tau ah Ken bener- bener manusia aneh mah dia bikin orok mulu rasanyaa,,hihhhh pengen gua injek - injek rasanya...!!!"
K : "hahahaha... ia ya Ran emang aneh tuh dia udah sikat aja dia pasti klepek - klepek..."
Akhirnya malam itu Niken berhasil sedikit menghibur Ranie dan membuatnya tertawa terbahak - bahak... Pagi harinya Niken langsung menghubungi Bagas dan menceritakan kejadian yang dialami Ranie semalam...
N = Niken
B = Bagas
N : "Gas kamu gimana sih niat ama Ranie gag seh.???
B : "ya niat to Ken emang kenapa sih??"
N : "kamu tuw kemarin ngmg apaan lagi ke Ranie?? dibilangin jangan ngmg kayak gitu!!!"
B : "emang ngmg apaan aku??ngmg yang mana Ken??"
N : "kamu kemaren kan ngmg nyuruh Ranie cari cowok tuw maksutnya apa coba???!!!"
B : "lah emang salah Ken? kan emang aku belum bisa sama dia sekarang..."
N : "ya kalau belum isa jangan nyuruh dia untuk cari cowok,, kamu juga mikirin perasaan dia dong ke kamu, jangan mikirin perasaan sendiri..!!!"
Perkataan Niken barusan membuat Bagas merasa bersalah dan marah kepada dirinya kenapa mengatakan hal itu kepada Ranie, kebimbangan dan rasa bersalah karena menyakiti Ranie menyeruak didalam relung hatinya "Bodoh!!" ucapan itu terdengar keras didalam hatinya.
B : "Aku harus gimana ken??aku juga bingung harus berbuat apa kepada dia??"
N : "Kalo hati kamu masih bimbang dan bingung untuk apa kamu memberikan perhatian dan harapan kepada Ranie??!!"
B : "Karena aku Sayang ama dia ken..."
N : "Hmm kamu bilang sayang tapi tidak tau apa yang dia rasakan??gimana sih kamu gas???"
B : "Loh sebenarnya sekarang perasaannya bagaimana ken??aku juga g tau harus gimana???"
B : "Kamu itu cowok Gas !! Kamu harus punya prinsip dan tujuan yang jelas, seperti tujuan kamu untuk Ranie sebenarnya mau kamu bawa kemana..!"
Perkataan Niken seakan - akan meruntuhkan perasaan Bagas untuk sesaat "Aku mencintainya, aku sayang kepadanya dan aku ingin membahagiakannya" lalu kenapa aku berbuat seperti ini kepada Ranie, benar - benar bodoh aku!!
B : "Maaf ken aku khilaf, ini semua salahku dan aku harus mengatakannya pada Ranie"
N : "Kalo memang kamu serius dengan dia, tunjukkan perasaanmu yang sebenarnya kepada Ranie jangan membuat dia bertambah bingung..."
B : "Ia ken terima kasih kamu udah ngetuk hati aku.."
N : "Ia sama- sama Gas kan itu gunanya teman..."
Setelah berbicara dengan Ranie tadi Bagas merasa menyesal dan bertekad membulatkan hatinya untuk Ranie, "pas sekali waktunya ini 14 Februari (hari Valentine)" ucap Bagas. lalu tak pikir lama ia langsung menelepon Ranie..
B : "Ran kamu lagi ngapa??nanti malem ada acara g??
R : "Emmm ini lagi nonton tipi,, tau deh nanti kalo jadi mau pergi ama tanteku.."
B : "Aduh gitu ya??pulangnya jam berapa??
R : "Enggak tau Bagas monyong,,hehehe emang kenapa sih???"
B : "Eh enak aja Ranie gembul,,hehehe,, enggak aku pingin nanti malam kerumah kamu"
R : "Owww gitu yaudah nanti kesini aja, ntar aku kabarin deh okeoke..."
B : "Oke Kanjeng Ranie gembul,hehehe"
R : "Eeh mulai nakal cubit looh,,hahaha..."
Pagi itu obrolan hangat dilalui Bagas dan Ranie dengan perasaan gembira satu sama lain, saat itu hati Ranie tampak terasa tenang dan bahagia walaupun dia tidak bisa menyembunyikan ketakutan dan perasaan bimbangnya bila akan bertemu dengan Bagas, begitu pula yang Bagas rasakan kepada Ranie perasaan tak enak hati karena telah membuatnya terluka, sedih, dan bimbang. Tapi Bagas akan berjuang berusaha meyakinkan hati Ranie kembali. Akhirnya setelah menunggu Bagas mendapat pesan dari Ranie "Gas nanti aku gajadi kamu kesini aja...". Sebuah pesan singkat itu membuat hati Bagas berbunga - bunga "Oke Ranie 7 pm olllrittt,,hehehe...". Bagas mencoba mempersiapkan diri akan apa yang harus dikatan nanti perasaan campur aduk tengah dia rasakan 'Hatiku gugup' sejenak itu yang terbesit di hatinya, tetapi tekadku sudah bulat akan kujelaskan semuanya kepada Ranie.
Malam harinya (14 Februari, 7pm) hujan mengguyur kota Solo, Bagas menuju ke rumah Ranie dengan perasaan tegang, begitu juga yang tengah dirasakan Ranie dalam hati Ranie mengatakan 'Harus ada pilihan yang jelas,tujuan yang jelas, bila tidak ada satupun dari itu maka...' Ranie tak mampu melanjutkan ucapan dari hatinya tadi,, tiba - tiba handphone Ranie berbunyi "aku udah nyampe non Ranie,," pesan singkat dari Bagas. 'Berjuang Ranie kuatkan hatimu!!!!' sebuah kata - kata penyemangat untuk memotivasi dirinya. Malam Valentine itu digunakan mereka untuk mengobrol serius dari hati ke hati tentang perasaan mereka saling terbuka apa yang sebenarnya mereka rasakan, tetapi tampaknya hal yang ditunggu Ranie tidak kunjung tiba ucapan dari mulut Bagas yang dinantinya tak keluar sepatah katapun 'Apa yang ada dipikiran kamu sebenarnya Gas?????!!!!' ucapan itu Ranie ucapkan didalam relung hatinya. Bagas sendiri tampaknya juga tak menyadari apa yang ditunggu oleh Ranie, dia asik mengobrol dan membicarakan hal - hal lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan yang diinginkan Ranie. Tiba- tiba saja Ranie berkata,,
R : "Gas sebenarnya pengen kamu gimana sih???"
B : "Maksutnya gimana Ran??" (sambil tangan Bagas memegang tangan Ranie)
R : "Yah gimana sih ini simonyong,hahaha..."
B : "Ran aku sayang sama kamu tapi hatiku benar - benar belum bisa i'm focus in carier and study...aku takut enggak bisa
membagi waktu unutk kamu"
R : "Lalu untuk apa kamu lakuin semua ini kalo akhirnya kayak gini Gas???"
B : "Karena aku sayang sama kamu Ran, kejarlah impian dan cita - cita kamu"
R : "Kamu sayang aku tapi enggak mau memberikan aku kepastian yang jelas dasar bocah 1 1/2,,hahahaha"
Tawa Ranie saat itu hanyalah untuk menutupi perasaan pedih yang saat itu sedang ia rasakan, dengan sekuat tenaga dia menahan air matanya agar tidak jatuh,, tiba - tiba tangan Bagas mengusap lembut pipi Ranie dan menyeka air matanya.
B : "Ran aku tau hati kamu sakit, aku yang salah semua salahku."
R : "Ihhh sok innocent mukanya,hahaha..."
Ranie masih berusaha tertawa walaupun sebenarnya hatinya terluka, Bagas yang saat itu melihat hanya bisa pasrah sambil memegangi tangan dan mengusap lembut pipinya...
R : "Aduuuhhhh kenapa pakek nangis segala sihhh,,malu - maluin,hehe.."
B : "Gpp kamu kalo mau nangis Ran yang kenceng sekalian aja,,,"
R : "Heh enak aja emang aku bayi,,huuuuuu"
B : "Ran kejarlah impian kamu bila kamu bahagia maka akupun juga ikut bahagia janganlah menungguku, memang terasa aneh ucapanku ini tapi carilah orang yang baik untuk kamu"
R : "Gas kenapa sih kamu lagi - lagi ngucapin kata- kata itu terus buat bingung tau!!"
Suasana menjadi hening hanya air mata yang keluar dari mata Ranie, Bagas sendiri hanya terdiam memandang Ranie dia tidak bisa berkata apa - apa sekarang dihanya termangu memandang gadis yang dicintainya menagis. Tiba - tiba Ranie melepas tangan Bagas dan berkata.
R : "Tidak ada tujuan yang jelas dari kamu Gas,kalo begitu jalan satu - satunya adalah kita harus saling jauh, enggak ketemu lagi, enggak jalin komunikasi,dan enggak nanya kabar lagi"
Jawaban Ranie tersebut sepat membuat bagas heran dan tak habis pikir akan ucapan Ranie tersebut.
B : "Apa maksut dari ucapan kamu itu Ran??"
R : "Aku sudah sampai batas Gas dan enggak mau terluka lagi.."
Bagas hanya diam seribu kata tidak mampu mengucapkan sepatah katapun kepada Ranie, Hatinya terasa sakit, mulutnya kaku tak bisa berucap dan tak sadar matanya berkaca - kaca mendengar ucapan Ranie tadi.
B : "Tapi Ran, bila semua ini udah kamu lupain kita bisa kan menjalin hubungan persahabatan lagi??"
R : "aku enggak janji Gas..."
Kata - kata yang membuat Hati Bagas hancur, begitupula yang Ranie rasakan sakit, pedih, perih karena harus memilih hal seperti ini. Bagas juga sadar bahwa apa yang dia lakukan terhadap Ranie sungguh tidak adil dan dia juga menyadari bahwa apa yang ia lakukan telah membuat hati Ranie terluka, tapi apapun yang akan dilakukan tidak bisa merubah keputusan yang diambil oleh Ranie.
B : "Oke Ran kalo kamu ingin seperti ini aku akan terima asal kamu bahagia dengan cara ini, akupun akan menerima semua ini dengan bahagia karena melihat kamu bahagia saja hatiku sudah senang, aku pamit Ran jaga diri kamu baik - baik"
Setelah ucapan itu Bagas pergi dan berpamitan dengan Ranie, Ranie sendiri walaupun masih menagis mencoba tersenyum dan mengantar Bagas keluar. Hujan rintik malam itu benar - benar menggambarkan perasaan yang tengah mereka rasakan sangat tidak tepat dengan tanggal dan momen yang sedang berlangsung saat itu, Bagas berkata dalam hati 'tapi semua sudah terjadi mungkin ini jalan yang harus kulalui walaupun sedih dan berat rasanya tapi aku harus kuat dan yakin bahwa hari esok akan lebih baik'
Home 30 July (10.46am)